Sunday, June 8, 2025

KISAH DARA JINGGA DAN LAHIRNYA SANG PENGUASA NUSANTARA

 


Siapa Dara Jingga yang merupakan ibunda dari seorang Raja besar di tanah Malayu dan menurunkan darah kepemimpinan Raja Raja Nusantara.

Mari kita kupas berdasarkan penelusuran para ahli yg telah tertuang di beberapa media

Dara Jingga adalah putri dari Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, raja Kerajaan Melayu yang berpusat di Dharmasraya dan juga merupakan kakak kandung dari Dara Petak satu Ayah lain ibu,
Ibunda Dara Jingga adalah putri seorang brahman di Kerajaan Suruaso, wilayah Kabupaten Tanah Datar - Batusangkar saat ini.
Dara Jingga memiliki sebutan sira alaki dewa — dia yang dinikahi orang yang bergelar dewa — dinikahi oleh Adwaya Brahman, pemimpin Ekspedisi Pamalayu.

Namun ada beberapa pendapat mengatakan bahwa Dara Jingga juga diambil sebagai istri oleh Raden Wijaya selain adiknya Dara Petak. Hal ini mungkin terjadi mengingat sebelumnya Raden Wijaya juga telah mengambil ke empat putri Kertanagara sebagai istrinya ( kebiasaan raja raja dahulu, timah dan kebiasaannya adalah mutlak sebagai undang undang ) ( di perlukan penelusuran dan bukti bukti )*

Dalam kisah lainnya di kisahkan bahwa, 
dalam perjalanan kembali dari Ekspedisi Pamalayu, dipimpin oleh Mahesa Anabrang / adwaya brahman juga membawa serta dua orang putri dari Kerajaan Melayu, untuk dijodohkan dengan Kertanegara, raja Singhasari. Namun dikarenakan kerajaan Singhasari telah runtuh oleh gempuran Pasukan Khubilai Khan dari kerajaan Tiongkok pada zaman Dinasti Yuan, kedua putri ini atau hanya (Dara Petak) dikawini oleh Raden Wijaya, di mana Dara Petak dijadikan permaisuri raja Majapahit dengan gelar Indraswari. Sementara Dara Jingga di peristiwa oleh Mahesa Anabrang / Adwaya Brahma.

Selanjutnya setelah beberapa lama di Majapahit, lahirlah anak pertama dari perkawinanya dengan Adwaya Brahma yg menjabat sebagai Rakriyan Mahamantri, anak pertama mereka  bernama Arya Cakradara dimana setelah dewasa nantinya akan menikahi putri jaya wisnu wardani ( raja ke 3 majapahit ).
Dan saat mengandung anak keduanya ( arya damar / adityawarman, Dara Jingga memutuskan kembali ke Dharmasraya. Dara Jingga juga dikenal sebagai Bundo Kanduang dalam Hikayat/Tambo Minangkabau.
Kembalinya Dara Jingga pada masa itu karena kondisi kerajaan majapahit banyak terjadi kekisruhan dan beberapa pemberontakan. Rakriayan mahamantri mengirim dara jingga kembali ke Siguntur ( dhamasraya ).
Setelah keadaan tenang dan aditya warman lahir Dara jingga kembali ke Majapahit.
Dan melahirkan adik adik dari arya damar yang nantinya akan menjadi raja Tabanan di Bali.

Babad Arya Tabanan adalah babad yang dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan lontar kuno yang dimiliki beberapa Puri (Keraton) di Tabanan, Bali, Indonesia. 

Babad ini menceritakan awal ekspedisi Majapahit ke Bali yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada dan Arya Damar (Adityawarman). 

Dalam babad ini disebutkan ada kisah di masa lalu, sekitar tahun saka 1250-1256, ada keturunan raja yang tinggal di Kerajaan Kahuripan ( adwaya brahma dan dara jingga ) menurunkan enam anak laki-laki. 
- Putra sulung bernama Rahaden Cakradara (suami Raja Putri Majapahit III yang bergelar Jaya Wisnu Wardani atau Ratu Bre Kahuripan), adik-adiknya secara berturutan
- Bernama Sirarya Dhamar / Arya Damar / Aditya warman 
- Sirarya Kenceng, 
- Sirarya Kuta Wandira (Kuta Waringin), 
- Sirarya Sentong dan 
- yang bungsu Sirarya Belog (Tan Wikan).[1]

Pemerintahan Bali kemudian dipegang oleh adik-adik Arya Damar, yaitu Arya Kenceng, Arya Kutawandira, Arya Sentong dan Arya Belog. 

Sementara itu, Arya Damar sendiri kembali ke daerah kekuasaannya di Palembang. 
Arya Kenceng memimpin saudara-saudaranya sebagai penguasa Bali bawahan Majapahit. Beliau dianggap sebagai leluhur raja-raja Tabanan dan Badung.
Diceritakan setelah Bali berhasil ditaklukan, sebelum Patih Gajah Mada meninggalkan pulau Bali, semua Arya dikumpulkan, diberikan ceramah tentang pengaturan pemerintahan, ilmu kepemimpinan sampai pada ilmu politik. Tujuan utamanya ialah tetap mempersatukan pulau Bali dan dapat dipertahankan sebagai daerah kekuasaan Majapahit. Setelah semua dirasa cukup, semua Arya diberikan daerah kekuasaan yang menyebar diseluruh Bali.

Sirarya Kenceng diberikan kekuasaan didaerah Tabanan dengan rakyat sebanyak 40.000 orang, 
Sirarya Kuta Waringin bertahan di Gegel dengan rakyat sebanyak 5.000 orang, 
Sirarya Sentong berkedudukan di Pacung dengan rakyat sebanyak 10.000 orang dan Sirarya Belog (Tan Wikan) diberikan kerdudukan di Kabakaba dengan jumlah rakyat sebanyak 5.000 orang. 
Sirarya Damar diajak kembali ke Majapahit, kelak beliau diangkat menjadi Adipati Palembang.

Salah satu keturunan dari Raja Tabanan, kemudian mendirikan kerajaan Badung (Denpasar) yang terkenal dengan Perang Puputan Badung melawan kolonial Belanda. Babad ini juga menceritakan kejadian-kejadian penting dan suksesi Raja-Raja Tabanan.

No comments:

Post a Comment

SANG ARYA CAKRADARA

CAKRADARA AYAH HAYAM WURUK - RAJA MAJAPAHIT Sri Kertawardhana (atau *Cakradhara*) Adalah ayah dari Hayam Wuruk dan suami dari T...