KERAJAAN KANDIS
setelah daratan yang sangat luas terwujud, perjalanan dari Marapi menuju semenanjung Siam terasa semakin jauh.
Menyusuri Sungai yg berliku liku banyak hal yang terlihat. Bumi sedang dalam masa pertumbuhan yg pesat, rerumputan dan hewan hewan berkembang semakin banyak.
Rahasia illahi terkandung dalam Langit dan bumi.
Catri Bilang Pandai sekembalinya dari Siam melaporkan segala hal yg di temuinya.
Sri maharaja diraja di temani oleh Suri Diraja merundingkan rencana kedepan.
Suri Diraja adalah adik dari permaisuri Indera Dunia / Indah Dunia, ia adalah seorang yang arif lagi bijaksana, seorang mahaguru dalam kehidupan budha. Suri diraja di minta menggantikan sementara memimpin kerajaan pasumayam koto batu untuk mengunjungi Gunung Mahat / maek untuk mempersiapkan pemindahan sebagian dari pengikutnya yg sudah mulai bertambah, sementara catri bilang pandai tetap di istana mengatur segala sesuatunya.
Sri maharaja diraja bersama permaisuri dan beberapa pembesar istana menuju ke timur melintasi gunung sago dan tiba pada sebuah muara sungai yg sangat indah dan kaya akan bijih emas.
Di muara sungai tersebut akhirnya Sri Maharaja Diraja menetapkan tempat untuk membangun kerajaan.
Karena kawasan tersebut masih berupa rawa rawa dan berlumpur, raja memutuskan untuk membangun istana terapung.
Dengan kepakaran pengikut sri maharaja diraja dalam membuat bangunan, akhirnya terciptalah bangunan istana yg sangat megah, di bangun dari bijih emas putih yang berkilauan juga dengan batuan permata, sehingga dari jauh istana ini terlihat indah berkilau memancarkan cahaya putih yang agung. Sri maharaja diraja memberi nama kerajaannya dengan nama KANDIS ( putih berkilauan ). Sementara istananya di beri nama ISTANA DHAMNA karena bangunan menyerupai Roda Pedati yg terhubung oleh lorong air.
Kerajaan Kandis, seiring waktu kemudian menjadi kerajaan yang masyur karena emas dan hasil buminya.
Pada abad ke 1 Masehi Kerajaan Kandis telah menjadi pusat perdagangan dunia dan masuk sebagai jalur peralihan dari pada jalur sutera yg telah ada di dataran tinggi Himalaya. Dimana jalur laut menjadi pilihan yg lebih baik, cepat dan lebih leluasa.
Sementara itu perhubungan masyarakat dari Marapi dan Maek menjadi penyokong utama perdagangan di Kandis.
Sri maharaja diraja menjadikan beberapa sungai untuk menuju ke Kandis dengan melalui Batang Kuantan ( engKu Antaan )
Dimana seiring waktu berganti batang kuantan kemudian makin surut dan pada bahagian hulu berganti dengan Batang Selo dan batang ombilin.
Keadaan yang aman dan tenteram ini berlangsung cukup lama, sehingga akhirnya Sri maharaja diraja mengangkat putera mahkotanya menjadi raja di Kandis menggantikan dirinya yang ingin kembali kepada ketenangan jiwa di puncak Marapi.
Namun sang permaisuri INDERA DUNIA tidak ingin meninggalkan puteranya sendiri kala itu. Dan meminta adiknya Indera Jelita / INDO JELITO menggantikannya sebagai permaisuri sri maharaja diraja yang tengah mengandung putera Sri maharaja diraja.
Jadilah putera pertama dari perkawinan Sri maharaja diraja dengan Putri Indera Dunia / Indo Dunia, bernama Darmaswara dengan gelar Mangkuto Maharaja Diraja (Putra Mahkota Maharaja Diraja) dan gelar lainnya adalah Datuk Rajo Tunggal (lebih akrab dipanggil). Datuk Rajo Tunggal memiliki senjata kebesaran yaitu keris berhulu kepala burung garuda yang sampai saat ini masih dipegang oleh Danial gelar Datuk Mangkuto Maharajo Dirajo.
Sekembalinya Sri maharaja diraja ke kerajaan Pasumayam koto batu, Catri bilang pandai menyampaikan kabar gembira dimana telah di temukan tanah yang indah dan subur di sisi selatan gunung Marapi, setelah di tinjau kesana memang tempat tersebut indah dan cukup luas dengan tanah yg lebih subur.
Sri maharaja diraja kemudian duduk bermupakat kepada seluruh pembesar, permaisuri dan istri istrinya. Mengenai pemindahan pusat pemerintahan kerajaan.
Hasil perundingan kemudian dapatlah di bagi dimana :
- sri maharaja diraja beserta permaisuri dan beberapa pengikut berpindah ke Parahyangan kemudian berubah kata menjadi Pariangan.
- suri diraja berpindah ke Bukit batu patah beserta istri dan beberapa pengikut
- Kham In Butan dan pengikutnya berpindah ke kawasan gunung Maek dan menjadi leluhur luak 50 koto nantinya
- An Jian hijrah ke wilayah tenggara dan mendiami daerah yg di apit dua sungai besar dan menguasai perarian timur dan selat kandis dan memimpin perdagangan di wilayah tersebut.
- hera mong champo / harimau champo memilih tinggal di sisi barat gunung marapi di kawasan Lasi sekarang ( nama LASI sendiri berasal dari kata ALAH SI/ di sort name kan menjadi Lahsi kemudian berubah menjadi Lasi yang juga berarti penat atau kapok / putus asa )
- khu Cin Siam sendiri memilih sisi timur Gunung Marapi yang nantinya akan turun hingga di kawasan Sungai Tarab dan menjadi leluhur luak Tanah Datar.
Sri maharaja diraja juga menghadiahkan beberapa tanah disisi barat gunung marapi kepada para ahli pemurnian senjata / pandai besi yg nantinya kawasan tersebut dikenal sebagai WANUA EMPU kemudian berubah menjadi Benua Mpu dan terakhir menjadi banuhampu sekarang. Dan sebelahnya di beri kepada ahli pembuat ukiran kayu dan tenun songket dan kampung tersebut nanti di kenali sebagai kampung pandai sikek ( ahli tenun songket ) dan mereka dibawah perlindungan dari Hera Mong Champo
Bersambung...
No comments:
Post a Comment